Sukses di Batu Bara, Luhut Lanjutkan Jurus Anti-Bocor di CPO
Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan kesuksesan pemerintah untuk mencegah terjadinya kebocoran kerugian negara dari batu bara melalui sistem digital, kini juga dilanjutkan pada industri minyak kelapa sawit (CPO).
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim M. Firman Hidayat menyebut, pengawasan melalui sistem digital di CPO ini telah dikerjakan sejak pertengahan tahun ini.
Adapun di batu bara, sistem pengawasan ini dikenal dengan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (Simbara).
“Selain di batu bara, kita kerjakan juga di kelapa sawit dan ini baru kita kerjakan di pertengahan tahun ini,” tutur Firman saat konferensi pers secara online, Jumat (22/12/2023).
Dia menyebut, sebelum self-reporting yang didorong bersama Satgas Sawit, perusahaan terdaftar hanya 959.
“Kita dorong digitalisasi, akhirnya jumlah perusahaannya meningkat menjadi 2.139 perusahaan, dan ini semua digital,” imbuhnya.
“Data-data ini kemudian bisa digunakan oleh semua K/L untuk memperbaiki tata kelola, dan efeknya kepada penerimaan negara,” ucapnya.
Dia mencontohkan, perusahaan sudah terdaftar di Ditjen Pajak, tetapi luas lahan yang dilaporkan lebih rendah dibandingkan dengan yang sudah terdaftar di Sistem Informasi Perizinan Perkebunan (Siperibun). Namun sekarang, Ditjen Pajak sudah punya kepastian datanya.
“Ada juga ekstensifikasi, ini artinya data-datanya belum ada di Pajak, tapi ada di Siperibun, akhirnya Pajak bisa mengawasi wajib pajaknya. Sehingga, ada potensi penerimaan negara,” ucapnya.
“Ini juga kita bisa mempercepat penyelesaian sawit di kawasan hutan. Per Desember kemarin yang sudah masuk ke kas negara PNBP Rp 475 miliar,” ungkapnya.
Dia mengakui, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) negara pada 2022 lalu tinggi karena harga komoditas yang melejit. Namun tahun ini, harga sejumlah komoditas turun, seperti CPO.
“Tapi berkat digitalisasi Simbara, Siperibun, dan lain-lain, kebocoran bisa kita tangani, meskipun harga komoditas menurun, PNBP dari SDA relatif tinggi,” ucapnya.
“Dengan digitalisasi, kita meningkatkan penerimaan negara, mengurangi kebocoran-kebocoran, mengurangi potensi korupsi, dan meningkatkan pelayanan,” tegasnya.
Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Source : https://www.cnbcindonesia.com/news/
Image : freepik.com