| |

China, Jerman & Prancis Ramai-Ramai Kerek Harga Batu Bara

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara kembali berada di zona hijau. Harga pasir hitam kembali kedatangan sentimen positif dari peningkatan impor batu bara China, Jerman yang memperluas tambang batu bara, dan perbaikan reaktor nuklir Perancis yang harus kembali ke batu bara.

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Oktober ditutup di posisi US$ 161,65 per ton atau naik 0,06% pada perdagangan Selasa (29/8/2023).

Harga pasir hitam tampak melanjutkan penguatan tiga hari beruntun setelah lari kencang selama 12 hari perdagangan beruntun yang telah terpatahkan. Kenaikan kali ini mendorong harga kembali ke atas level psikologis US$ 160.

Pekan sebelumnya, harga batu bara sempat mencatat rekor tersendiri, menguat selama 12 hari beruntun yang menjadi rekor terpanjang sejak Desember 2009.

Rekor ini terakhir kali tercipta pada akhir Desember 2010 atau 12 tahun terakhir. Pada saat batu bara melambung luar biasa pada 2022 lalu pun, harga batu bara tidak mampu mencetak penguatan selama 12 hari. Penguatan terlamanya berlangsung sepuluh hari beruntun.

Harga Batu Bara Ice Newcastle Kontrak Oktober

Sentimen penguat harga batu bara berasal dari Tiongkok yang diperkirakan meningkatkan impor batu bara termal pada bulan Agustus. Hal ini disebabkan tingginya harga pembangkit listrik akibat terbatasnya pasokan.

Sebanyak 28,95 juta metrik ton batubara termal diperkirakan tiba di pelabuhan Tiongkok pada bulan ini, naik dari 28,8 juta metrik ton pada bulan Juli dan terbesar sejak Mei, menurut data yang dikumpulkan oleh analis komoditas Kpler.

Tiongkok telah meningkatkan impor tahun ini karena permintaan terhadap pembangkit listrik tenaga panas meningkat seiring dengan kesulitan pembangkit listrik tenaga air.

Sebagai importir, produsen dan konsumen batubara terbesar di dunia, peningkatan impor China akan mengurangi pasokan dunia dan mendorong harga batu bara.

Beralih ke produsen batu bara terbesar kedua dunia, India, pelaku pasar komoditas akan melihat pembeli India memesan kargo pada pekan ini seiring upaya mengisi kembali persediaan mereka setelah musim hujan. Permintaan India kembali membaik akan menjadi sentimen positif, mengingat India juga merupakan konsumen batu bara terbesar kedua.

Sentimen juga datang dari bahan bakar Uni Eropa yang menghasilkan 33% listrik di pada paruh pertama tahun ini, jumlah terendah yang pernah tercatat berdasarkan data sejak tahun 1990, kata para peneliti pada hari Rabu.

Alasan utamanya adalah rendahnya permintaan listrik, yang berarti peningkatan hasil dari energi terbarukan dapat memenuhi proporsi permintaan listrik yang lebih besar, kata lembaga think tank Ember.

Cuaca yang sejuk, kebijakan pengurangan konsumsi, dan tingginya harga gas dan listrik, setelah Rusia mengurangi pengiriman gas ke Eropa tahun lalu, telah mendorong industri dan konsumen untuk membatasi penggunaan energi.

Di sisi lain, EU Observer mengabarkan Raksasa energi Jerman, RWE, telah mulai membongkar ladang angin untuk membuka jalan bagi perluasan lebih lanjut tambang batu bara lignit terbuka di wilayah barat North Rhine Westphalia.

Satu turbin angin telah dicopot, dan tujuh turbin lainnya dijadwalkan untuk dipindahkan untuk menggali tambahan 15 juta hingga 20 juta ton batubara ‘coklat’, yang merupakan sumber energi paling berpolusi.

Penguatan batu bara juga ditopang kabar dari Perancis yang mendapat izin untuk kembali ke pembangkit listrik batu bara. Hal ini disebabkan produksi perusahaan utilitas besarElectricite de France (EDF), yang menyediakan lebih dari separuh listrik Perancis, dilaporkan akan tetap di bawah tingkat historis pada musim dingin ini karena masalah dengan armada reaktor nuklirnya yang terkena dampak korosi tegangan.

Permasalahan ini menyebabkan Perancis harus memastikan keamanan pasokan energi.Pada saat yang sama, pemerintah Perancis telah memperketat persyaratan pengoperasian dua pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) yang tersisa di negara tersebut menjadi 1.800 jam dibanding musim dingin tahun lalu yang berada di 2.500 jam.

Prancis selama ini menggantungkan listriknya kepada pembangkit tenaga nuklir. Mereka juga terus berkomitmen untuk mengembangkan energi bersih dan menyingkirkan PLTU yang dianggap sebagai salah satu polutan terbesar di dunia. Namun, kebutuhan energi membuat Prancis pindah haluan.

Pembangkit listrik nuklir Perancis yang berkontribusi 70% kebutuhan negaranya yang harus ditutup untuk pemeliharaan. Hal ini akan menyebabkan ketergantungan energi pada pembangkit batu bara dan impor energi negara lain.

Kabar dari gas sebagai sumber energi utama Eropa dan substitusi batu bara masih dikhawatirkan ketidakpastian negosiasi pemogokan serikat kerja Chevron. Di sisi lain, blok Woodside Energy telah berhasil menghindari pemogokan pada proyek LNG andalannya.

Walau begitu, kenaikan di hari sebelumnya membuat harga gas harus melemah hari ini. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) semakin menjauhi level psikologis EUR 40 per Mega-Watt hour MWh. Harga turun 8,38% ke 35,20 euro per MWh.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcidonesia.com

(mza/mza)

Source: CNBC INDONESIA